Selasa, 19 Januari 2016

Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi

Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi tidak terlepas dari pengaruh perkembangan baca tulis, alat cetak, alat komunikasi, serta bilangan dan alat hitung.Bagaimana pengaruh hal-hal tersebut dalam perkembangan teknologi informasi dan komunikasi? Pelajarilah uraian berikut dengan baik dan saksama.
1. Sejarah Baca Tulis
Menurut para ahli sejarah, manusia purba saling berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat. Bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi hanya berupa gerakan tangan dan dengusan. Manusia purba belum bisa membaca dan menulis. Pada waktu itu, belum ditemukan alat tulis dan cara menulis. Apa pun yang didengar, dilihat, dan dialami belum bisa dicatat.
Apakah kamu dapat mengingat semua hal yang terjadi tujuh tahun yang lalu? Ternyata, daya ingat manusia sangat terbatas. Tidak semua hal yang didengar, diucapkan, dan dialami dapat diingat kembali.
Keadaan inilah yang mendorong manusia mencari cara menyimpan informasi yang pernah didengar, dilihat, atau dialaminya. Manusia purba menyimpan informasi dalam  bentuk gambar, lukisan, simpul tali, ukiran, dan prasasti.  Berbagai media telah digunakan oleh manusia purba.  Misalnya, dinding gua, batu, tulang, pohon, dan tanah liat.
Salah satu bukti manusia purba menyimpan informasi adalah penemuan lukisan binatang pada dinding gua di benua Afrika. Hal tersebut merupakan bukti bahwa manusia purba sudah dapat menyimpan informasi dalam bentuk lukisan atau gambar. Masa ketika manusia belum mengenal baca tulis disebut zaman prasejarah atau prehistoric.
2. Penemuan Alat Cetak
Sebelum ditemukan alat cetak, naskah atau buku yang akan diperbanyak harus ditulis berulang-ulang. Proses tersebut memerlukan waktu yang lama untuk menggandakan sebuah buku tebal. Wong Jei, seorang berkebangsaan Cina diyakini sebagai penemu alat cetak yang pertama. Naskah pertama dicetak pada tahun 856. Wong Jei mengukir tulisan pada kayu. Kemudian, kayu diberi tinta dan kertas ditekan di atasnya sehingga terbentuklah cetakan pada kertas.
Pada tahun 1000, Pi Sheng menemukan cara mencetak yang lebih praktis. Pi Sheng membuat balok-balok huruf dari tanah liat seperti dadu. Kemudian, balok-balok tersebut diberi tinta dan ditempelkan pada kertas. Setiap balok dapat dipindahkan dan dapat digunakan kembali. Proses pencetakan buku-buku menjadi lebih cepat dibandingkan cara sebelumnya.
Pada tahun 1452 Johannes Gutenberg seorang berkebangsan Jerman, membuat alat cetak modern. Gutenberg menggunakan balok-balok huruf yang terbuat dari logam dan dapat dipindahkan.
3. Sejarah Alat Komunikasi
Sejak ribuan tahun yang lalu, manusia sudah mampu berkomunikasi secara langsung dengan manusia yang ada di sekitarnya. Namun, proses komunikasi tersebut akan terhambat jika jaraknya jauh.
Menurut sejarah, suku Indian sudah sejak lama menggunakan isyarat asap untuk berkomunikasi jarak jauh. Mereka menggunakan ranting dan daun untuk membuat api dan menggunakan sejenis kain untuk menghasilkan isyarat asap dengan pola tertentu.
Sejarah juga mencatat adanya pemanfaatan hewan yang sudah dilatih, seperti burung merpati dan elang. Pesan yang akan dikirim diikat pada burung, kemudian dibawa terbang. Setelah sampai di tempat tujuan, pesan tersebut diterima dan dibaca.
Perkembangan teknologi telekomunikasi diawali oleh penemuan telegraf pada tahun 1837. Telegraf dikembangkan oleh Samuel Morsebersama William Cook dan Charles Wheatstone. Telegraf dapat menghasilkan informasi berupa kode morse yang diangkut melalui sinyal listrik. Informasi dikirim melalui kabel penghubung dengan cepat. Jadi, baik pengirim (transmitter) dan penerima (receiver) dapat berkomunikasi pada waktu hampir bersamaan.
Walaupun telegraf cukup bermanfaat, tetapi alat ini tidak dapat digunakan oleh setiap orang. Hal inilah yang kemudian mendorong orang untuk menemukan alat telekomunikasi yang lebih praktis.
4. Sejarah Bilangan dan Alat Hitung
Manusia purba belum mengenal lambang bilangan. Namun, manusia purba sudah dapat menghitung benda, buah-buahan, dan hewan dengan menggunakan anggota tubuh seperti tangan dan jari. Sebagai contoh, mereka menggunakan kelingking untuk menyatakan satu, jari manis untuk menyatakan dua, dan siku tangan untuk menyatakan delapan.
Alat hitung sesungguhnya baru muncul sekitar tahun 3000 SM. Alat hitung yang yang berasal dari Babilonia ini disebut Abacus. Abacus di negeri Cina disebut Shipoa, sedangkan di Jepang bernama Soroban.
Beberapa masyarakat primitif menggunakan simpul tali untuk mencatat hasil perhitungan. Contohnya, suku Inka dari Amerika Selatan. Suku Inka menggunakan simpul-simpul tali untuk mencatat bilangan atau kejadian tertentu. Keseluruhan sistem simpul ini disebut Quipuatau Khipu. Sistem simpul ini dianggap sebagai sistem lambang bilangan pertama.
Selanjutnya, lambang bilangan berkembang. Lambang bilangan yang berasal dari India, kemudian dikembangkan oleh bangsa Arab. Lambang bilangan ini disebut lambang bilangan Arab. Lambang bilangan Arab inilah yang telah dikenal dan diterima di seluruh dunia.
Cr : it-artikel.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar