Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi tidak terlepas dari
pengaruh perkembangan baca tulis, alat cetak, alat komunikasi, serta
bilangan dan alat hitung.Bagaimana pengaruh hal-hal tersebut dalam
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi? Pelajarilah uraian
berikut dengan baik dan saksama.
1. Sejarah Baca Tulis
Menurut para ahli sejarah, manusia purba
saling berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat. Bahasa yang digunakan
untuk berkomunikasi hanya berupa gerakan tangan dan dengusan. Manusia
purba belum bisa membaca dan menulis. Pada waktu itu, belum ditemukan
alat tulis dan cara menulis. Apa pun yang didengar, dilihat, dan dialami
belum bisa dicatat.
Apakah kamu dapat mengingat semua hal
yang terjadi tujuh tahun yang lalu? Ternyata, daya ingat manusia sangat
terbatas. Tidak semua hal yang didengar, diucapkan, dan dialami dapat
diingat kembali.
Keadaan inilah yang mendorong manusia
mencari cara menyimpan informasi yang pernah didengar, dilihat, atau
dialaminya. Manusia purba menyimpan informasi dalam bentuk gambar,
lukisan, simpul tali, ukiran, dan prasasti. Berbagai media telah
digunakan oleh manusia purba. Misalnya, dinding gua, batu, tulang,
pohon, dan tanah liat.
Salah satu bukti manusia purba menyimpan
informasi adalah penemuan lukisan binatang pada dinding gua di benua
Afrika. Hal tersebut merupakan bukti bahwa manusia purba sudah dapat
menyimpan informasi dalam bentuk lukisan atau gambar. Masa ketika
manusia belum mengenal baca tulis disebut zaman prasejarah atau
prehistoric.
2. Penemuan Alat Cetak
Sebelum ditemukan alat cetak, naskah
atau buku yang akan diperbanyak harus ditulis berulang-ulang. Proses
tersebut memerlukan waktu yang lama untuk menggandakan sebuah buku
tebal. Wong Jei, seorang berkebangsaan Cina diyakini sebagai penemu alat
cetak yang pertama. Naskah pertama dicetak pada tahun 856. Wong Jei
mengukir tulisan pada kayu. Kemudian, kayu diberi tinta dan kertas
ditekan di atasnya sehingga terbentuklah cetakan pada kertas.
Pada tahun 1000, Pi Sheng menemukan cara
mencetak yang lebih praktis. Pi Sheng membuat balok-balok huruf dari
tanah liat seperti dadu. Kemudian, balok-balok tersebut diberi tinta dan
ditempelkan pada kertas. Setiap balok dapat dipindahkan dan dapat
digunakan kembali. Proses pencetakan buku-buku menjadi lebih cepat
dibandingkan cara sebelumnya.
Pada tahun 1452 Johannes Gutenberg
seorang berkebangsan Jerman, membuat alat cetak modern. Gutenberg
menggunakan balok-balok huruf yang terbuat dari logam dan dapat
dipindahkan.
3. Sejarah Alat Komunikasi
Sejak ribuan tahun yang lalu, manusia
sudah mampu berkomunikasi secara langsung dengan manusia yang ada di
sekitarnya. Namun, proses komunikasi tersebut akan terhambat jika
jaraknya jauh.
Menurut sejarah, suku Indian sudah sejak
lama menggunakan isyarat asap untuk berkomunikasi jarak jauh. Mereka
menggunakan ranting dan daun untuk membuat api dan menggunakan sejenis
kain untuk menghasilkan isyarat asap dengan pola tertentu.
Sejarah juga mencatat adanya pemanfaatan
hewan yang sudah dilatih, seperti burung merpati dan elang. Pesan yang
akan dikirim diikat pada burung, kemudian dibawa terbang. Setelah sampai
di tempat tujuan, pesan tersebut diterima dan dibaca.
Perkembangan teknologi telekomunikasi
diawali oleh penemuan telegraf pada tahun 1837. Telegraf dikembangkan
oleh Samuel Morsebersama William Cook dan Charles Wheatstone. Telegraf
dapat menghasilkan informasi berupa kode morse yang diangkut melalui
sinyal listrik. Informasi dikirim melalui kabel penghubung dengan cepat.
Jadi, baik pengirim (transmitter) dan penerima (receiver) dapat
berkomunikasi pada waktu hampir bersamaan.
Walaupun telegraf cukup bermanfaat,
tetapi alat ini tidak dapat digunakan oleh setiap orang. Hal inilah yang
kemudian mendorong orang untuk menemukan alat telekomunikasi yang lebih
praktis.
4. Sejarah Bilangan dan Alat Hitung
Manusia purba belum mengenal lambang
bilangan. Namun, manusia purba sudah dapat menghitung benda,
buah-buahan, dan hewan dengan menggunakan anggota tubuh seperti tangan
dan jari. Sebagai contoh, mereka menggunakan kelingking untuk menyatakan
satu, jari manis untuk menyatakan dua, dan siku tangan untuk menyatakan
delapan.
Alat hitung sesungguhnya baru muncul
sekitar tahun 3000 SM. Alat hitung yang yang berasal dari Babilonia ini
disebut Abacus. Abacus di negeri Cina disebut Shipoa, sedangkan di
Jepang bernama Soroban.
Beberapa masyarakat primitif menggunakan
simpul tali untuk mencatat hasil perhitungan. Contohnya, suku Inka dari
Amerika Selatan. Suku Inka menggunakan simpul-simpul tali untuk
mencatat bilangan atau kejadian tertentu. Keseluruhan sistem simpul ini
disebut Quipuatau Khipu. Sistem simpul ini dianggap sebagai sistem
lambang bilangan pertama.
Selanjutnya, lambang bilangan
berkembang. Lambang bilangan yang berasal dari India, kemudian
dikembangkan oleh bangsa Arab. Lambang bilangan ini disebut lambang
bilangan Arab. Lambang bilangan Arab inilah yang telah dikenal dan
diterima di seluruh dunia.
Cr : it-artikel.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar